Gloria In Excelsis Deo

Selamat Hari Natal! Selamat Bersukacita!

Masih jelas dalam ingatan saya pengalaman  menghadiri ibadah Fajar Natal yang dilaksanakan di Korps/gereja kami yang terletak di pedesaan. Ibadah dimulai pukul 4 pagi, dan biasanya kami dibangunkan oleh orang tua untuk cepat-cepat bersiap. Gerbang rumah yang dihiasi janur kuning tampak semakin menambah semarak dengan nyala lilin di sekitarnya. Kami berjalan ke rumah ibadah dengan diterangi lampu petromax, lilin, dan ada yang menggunakan senter atau menenteng lampu kaleng dengan sumbu minyak. Seru dan terasa ingin cepat tiba di gereja. Beberapa puluh meter dari gereja, tampak gedung terbesar di desa ini menyinarkan cahaya dari celah-celah jendela dan pintunya; dan terlihat jemaat saling bersalaman dengan sukacita. Natal, benar-benar telah tiba di saat Opsir Pemimpin (waktu itu) menyapa dengan “Selamat Natal!” Sambil menyalami kami. Pengalaman puncak sukacita tiba di saat nyanyian “Malam Kudus” dinyanyikan bersama, sementara lilin dan beberapa kembang api yang tergantung di cabang-cabang pohon Natal dinyalakan. Sesekali tercium aroma daun terbakar pada saat hiasan yang terdiri dari kertas krep terbakar, yang kemudian dipadamkan oleh seorang petugas. Aroma daun pohon pinus hutan asli yang ikut terbakar menambah semarak suasana sukacita; Natal sudah tiba. Tidak jarang, banyak yang berdoa di altar/bangku anugerah dengan ucapan syukur atau pembaruan iman. Ada juga yang bersalaman dan bahkan berpelukan untuk saling memaafkan. Natal telah diperkaya oleh kehadiran Allah oleh Roh Kudus sehingga makna kehadiran Kristus sungguh teramat nyata. “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi, dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” (Lukas 2:14). Kehadiran bala tentara surga yang menyanyikan kemuliaan bagi Allah setelah penyampaian berita kelahiran Juruselamat dunia, Yesus Kristus, adalah sebuah konfirmasi dari surga bahwa telah lahir bagi kita Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan, di kota Daud. Pada waktu pujian malaikat dinyanyikan, para gembala yang tadinya dikejutkan, bahkan ketakutan oleh berita itu, tibatiba berubah menjadi bersukacita; bahkan selanjutnya lebih lagi sukacitanya karena mendapati apa yang diberitakan oleh malaikat, benar-benar terjadi. Kelahiran Tuhan Yesus Kristus adalah peristiwa sejarah yang benarbenar terjadi. Bukan dongeng! Dan untuk itu tidak alasan bagi kita untuk tidak bersukacita.

Menyaksikan kemuliaan Allah, atau merasakan kemuliaan Allah melalui kehadiran-Nya dalam hidup kita mestinya melahirkan sukacita dalam hidup kita. Orangorang percaya yang telah mengalami ‘Natal di hati’ adalah mereka yang memiliki sumber sukacita, dan dapat mengalirkan sukacita. Dengan demikian, perjalanan iman mereka akan menjadi perjalanan hidup yang dapat menularkan sukacita kepada orang lain yang mungkin sedang berduka, sedang bergumul karena permasalahan hidup, atau kehilangan pengharapan karena kerasnya tantangan hidup. Dunia kita sedang membutuhkan sukacita dan damai sejahtera; dan hal ini hanya dapat ditularkan oleh mereka yang hidupnya tidak berfokus pada dunia ini. Kedatangan Sang Juruselamat, Yesus Kristus, dan menerimanya sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi akan memberikan kepastian bagi mereka akan hidup kekal dalam surga. Dengan demikian, betapa pun sukarnya kehidupan di dunia ini, mereka memiliki pengharapan akan bumi yang baru dan kebahagiaan kekal bersama Allah Bapa di surga. “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: bersukacitalah!” Filipi 4:4 Nasehat ini dituliskan oleh Rasul Paulus dari penjara/rumah tahanan di Roma kepada jemaat di Filipi, di mana mereka tahu persis bahwa Paulus pernah disiksa dan dipenjarakan di kota tersebut. Paulus juga ingin menyaksikan kepada mereka bahwa, di dalam penjara pun Allah hadir, dan dapat memberikan kekuatan, kemenangan dan pengharapan, sebagaimana dia sendiri telah mengalaminya. Dia juga memberikan penguatan agar orang-orang percaya menjadi ‘penyalur’ sukacita kepada orang lain.

Dalam masa raya Natal ini, saya ingin memanggil kita sekalian, orang-orang percaya untuk meyakini bahwa Natal adalah peristiwa sejarah akan kelahiran Juruselamat kita, yang sampai saat ini masih tetap hidup! Oleh karena itu, kita perlu merayakan Natal dengan sukacita surgawi, dan berupaya menularkan sukacita itu kepada keluarga kita, orang-orang terdekat kita, bahkan mereka yang tidak kenal sekali pun. Dunia yang sedang berduka oleh banyaknya kerusakan dan kehancuran karena dosa; sedang merindukan sukacita, dan sebagai orang-orang yang telah memiliki Yesus Kristus sebagai Juruselamat-nya, kita dapat memancarkan sukacita itu bagi orang lain. Gloria in excelsis Deo! Allah dimuliakan pada saat kita berbagi sukacita dengan orang lain. Haleluya! Sebagai penutup, Komisioner Widiawati Tampai dan saya mendoakan dan berharap para pembaca sekalian sungguh mengalami lagi Natal yang limpah dengan sukacita.

Selama Hari Natal dan Tahun Baru!

By ; Komisioner Yusak Tampai, Komandan Teritorial.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *