Bow The Knee

Bungkukkan Lutut; Bertelutlah

Terpujilah Allah, yang kasih setia – Nya tidak pernah berkesudahan; dan kehadiran-Nya yang tidak terbatas yang telah saya alami disetiap waktu dan tempat; bahkan ketika saya melakukan kegiatan kunjungan pastoral ketempat yang terpencil sekalipun.

Sejak saya mengalami kecelakan (terjatuh ditangga) dan menyebabkan cedera dibagian lutut kanan saya, pada tanggal 26 Agustus 2024 yang lalu, saya teringat lagi dengan lagu yang berjudul Bow The Knee. Secara literal Bow The Knee artinya membungkukkan lutut, atau dalam makna ibadah seringkali diartikan berlututlah. Cedera yang terjadi dibagian lutut saya telah membawa perenungan yang sangat dalam bagi perjalanan iman dan panggilan saya, sebagai opsir yang saya sangat sukai. Lagu ini sering dinyanyikan oleh paduan suara di Korps/Gereja dimana kami berjemaat beberapa tahun yang lalu waktu melayani di London. Lirik lagu ini mengatakan :

 

There are moments on our journey following the Lord

Where God illumines every step we take

There are times when circumstances make perfect sense to us

As we try to understand each move, He makes

When the path grows dim and our questions have no answers, turn to Him

Bow the knee

Trust the heart of your Ftaher when the answer goes beyond what you can see

Bow the knee

Lift your eyes toward heaven and believe the one who holds eternity

And when you don’t understand the purpose of His plan

In the presence of the King, Bow the Knee

 

Sampai hari ini, saya sangat terkagum dengan kemurahan dan kebesaran Tuhan dalam perjalanan hidup dan panggilan Tuhan dalam melayani – Nya.

Saya ingin membagikan kesaksian melalui tuloisan ini, didasari dari pengalaman kecelakaan yang telah saya alami, seperti berikut:

 

Tuhan Menyediakan

Saya mengalami kecelakaan tepatnya disalah satu korps divisi/wilayah Gimpu Pipikoro, sekitar 5 jam perjalanan pulang dengan menggunakan kendaraan mobil jemaat dari tempat tersebut menuju desa Gimpu dan membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam menuju Kota Palu – Sulawesi Tengah -. Fasiloitas medis sangat terbatas dan kendaraan roda 4 tidak tersedia dengan mudah. Maka saya bertahan dengan kesakitan semalaman di tempat itu, dan baru bisa kembali ke esokan harinya. Tuhan Menyediakan, Haleluyah! Dia menyediakan rekan-rekan Opsir dan Jemaat yang baik hati yang memberikan pertolongan pertama. Tuhan menyediakan kendaraan roda empat, ditempat yang sebenarnya tidak memungkinkan untuk berada disana dan kemudian membawa saya untuk mendapatkan perawatan ytang lebih baik. Tuhan menyediakan melalui pelayan dan perawatan dirumah sakit, Tuhan menyediakan pertolongan dari suami, anak-anakku, orang tua dan semua keluarga, Puji Tuhan! Perenungan bagi saya adalah bahwa Allah adalah Jehova Jireh – “Allah yang menyediakan” apa yang kita perlukan. Saya merasa tidak layak menerima apa yang Allah telah sediakan, tetapi Allah telah memberikannya, dan hanya dapat bersukur karena kemurahan Tuhan yang terjadi. Penangan medis yang terus berlanjut ketika kembali ke Kota Bandung. Puji Tuhan, saya menjalani operasi dan sekarang sedang dalam pemulihan. Terima kasih kepada Mu ya Tuhan atas pertolongan dan kemurahan – Mu melalui tangan-tangan penolong, sehingga operasi dapat berjalan dengan baik.

Saya sangat bersyukur kepada Tuhan, untuk semua doa-doa dari rekan-rekan Opsir di Teritori dan juga jemaat-jemaat serta keluargaku yang telah mendoakan. Doaku berkat kasih setia Tuhan menyertai selalu.

 

Semakin Menundukkan lutut dan Hati di Hadapan Tuhan

Kaki sangatlah penting untuk berjalan dan beraktivitas. Kenyataan saya hadapi saat ini adalah melakukan aktivitas diatas kursi roda selama 3 bulan kedepan, setelah melalui operasi bulan september 2024. Puji Tuhan! Saya memiliki kesabaran dan dami sejahtera, karena tidak ada alasan untuk mengeluh! Bisa selamat dan sehat adalah berkat kemurahan Tuhan. Gangguan pada lutut, membawa perenungan yang mendalam, bahwasanya, selayaknya saya semakin menundukkan hati dihadapann Tuhan. Jikalau saya membanggakan diri, Tuhan tidak mengampuni. Dia memberi pengalaman rohani yang indah untuk semakin dalam dengan -Nya, tunduk pada perintah- Nya, bukan saja membungkukkan lutut, tetapi menundukkan hati dihadapan Allah yang Maha Besar.

 

Semakin Membesarkan Nama Tuhan dan Memuliakan-Nya

Malam hari setelah mengalami cedera yang sangat parah dibagian lutt, saya merasa sakit yang begitu hebat sepanjang malam. Hal yang luar biasa adalah dapat memuji Tuhan didalan Hati, untuk mengatakan Tuhan sangat berkuaasa! Darah Yesus Berkuasa! Dengan sangat yakin bahwa kekuatan untuk memuji Tuhan datang daripada -Nya saja! SAya juga yakin bahwa kekuatan dan damai sejahtera di hati, berasal dari Tuhan untuk bisa duduk di mobil selama 5 jam lebih menuju desa Gimpu. Dalam waktu yang sama, membayangkan bagaimana jemaat dan rekan opsir yang mengalami sakit dan harus digotong melalui perjalanan yang sulit. Tuhan begitu baik, Dia maha Kasih dan maha besar! Saya semakin disadarkan bahwa didalam bersyukur, mukjijat terjadi, Puji Tuhan!

Seperti lagu diatas, adakalanya kenyataan hidup tidak seperti yang kita rencanakan, tetapi Tuhan selalu memiliki maksud yang baik dalam setiap oeriustiwa. Kita hidup dengan Iman dan bikan karena melihat. Jadi tantangan hidup apapun yang kita hadapi saat ini, jangan berputus asa, jangan menyalahkan Tuhan, karena rancangan-Nya selalu baik bagi kita. Tetaplah bersyukur, tetaplah berdoa, tundukkan lutut atau bertelut dan tundukkan hati dihadapan Allah yang maha Besar.

Semoga kesaksian ini memberkati pembaca sekalian.

 

By; Komisioner Widiawati Tampai, Pemimpin Pelayanan Wanita Teritori.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *